Arlin, SKM

Sejenak meninkmati keindahan Lampuuk Beach Banda Aceh

Keindahan Alam

Indahnya Ciptaan Allah

Sebuah Kota yang Indah

Sekiranya orang-orang beriman dan bertakwa Kepada Allah dalam suatu Negeri, maka Negeri itu akan subur.

Keindahan Pantai Lombok

Indah dipandang mata, menyejukkan di dalam hati.

Makam Rasulullah SAW

Subhanallah

Rabu, 06 Mei 2015

Bunuh Virus HIV dengan Melittin yang Terdapat pada Racun Lebah

(Bee Venom Can Kill HIV)
Ilmuwan dari Washington University di St. Louis membuktikan bahwa racun lebah mampu menghancurkan Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau virus penyebab penyakit AIDS. Penelitian ini membuka peluang dan harapan baru pencegahan sekaligus penyembuhan HIV/AIDS. Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal Antiviral Therapy. Penelitian menguraikan betapa penggunaan racun lebah bernama melittin dan partikel nano (sebagai pembawa ke dalam darah) mampu membunuh virus yang jadi musuh besar manusia ini. “Melittin menyerang berdasarkan karakter fisik virus HIV. Secara teoritis, tak ada cara bagi virus untuk beradaptasi,” jelas Joshua L. Hood.

“Virus harus memiliki lapisan pelindung, dua membran yang melindungi virus,” tambah Joshua L. Hood, ilmuwan yang terlibat riset ini. Melittin dari racun, bisa atau sengatan lebah ini ternyata memiliki cara kerja khusus dalam menyerang virus HIV. “Melittin pada partikel nano “berfusi” dengan lapisan luar virus. Melittin membentuk pori kecil, menghacurkan lapisan pelindung dan menelanjangi virus,” kata Hood seperti dikutip Spectrum IEEE, Rabu (6/3/2013).

Melittin dan partikel nano ini bekerja spesifik pada HIV. Jadi, tidak merugikan sel tubuh manusia sendiri. Hood melengkapi partikel nano dengan “protective bumpers”, ruang pada permukaan partikel nano. Sel manusia takkan pas dengan protective bumpers ini. Dengan penggunaan racun lebah dan partikel nano, HIV bisa dihilangkan dari tubuh manusia. Ini berbeda dengan perawatan anti retro-viral yang hanya mencegah reproduksi HIV. Dengan kata lain, racun lebah dan partikel nano membuat orang dengan HIV/AIDS bisa sembuh.


Kedepan, racun lebah diharapkan bisa digunakan sebagai salah satu komposisi gel vagina untuk mencegah infeksi HIV. Racun lebah juga bisa disuntikkan lewat pembuluh darah balik manusia, membuat orang dengan HIV/AIDS bisa jadi akan sembuh total. Sejatinya, semua penyakit dapat disembuhkan karena Allah telah menurunkan pula obatnya, namun kaum satanic yang menguasai industri farmasi sejagat tak akan pernah mau mengungkapkannya, karena akan merugikan industri raksasa mereka, apalagi mereka memiliki proyek Depopulasi Dunia yang justru akan merugikan mereka pula.





sumber: 
- Antiviral Therapy/Spectrum IEEE/olah artikel: ICC
- https://indocropcircles.wordpress.com

Sabtu, 25 April 2015

TANDA-TANDA KASIH SAYANG DAN CINTA

Apabila usaha mewujud dan menyuburkan kasih sayang dan cinta sesama muslim dan sesame insan, maka akan mekarlah tanda-tanda kasih sayang dan cinta itu. Antara tanda-tanda itu ialah :

  • Menghunjamkan pandangan mata.
  • Malu-malu jika orang yang dicintai memandangnya.
  • Banyak mengingat orang yang dicintai, membicarakan dan menyebut namanya.
  • Tunduk kepada perintah orang yang dicintai dan mendahulukannya daripada kepentingan diri sendiri.
  • Orang yang mencinta bersabar menghadapi gangguan orang yang dicintai.
  • Memperhatikan perkataan orang yang dicintai dan mendengarkannya.
  • Mencintai tempat dan rumah sang kekasih. 
  • Segera menghampiri yang dicintai.
  • Mencintai apa pun yang dicintai sang kekasih.
  • Jalan yang dilalui terasa pendek sekali pun panjang saat mengunjungi orang yang dicintai.
  • Salah tingkah jika sedang mengunjungi orang yang dicintai atau sedang dikunjungi orang yang dicintai.
  • Kaget dan gementar tatkala berhadapan dengan orang yang dicintai atau tatkala mendengar namanya disebut.
  • Cemburu kepada orang yang dicintai.
  • Berkorban untuk mendapatkan keredhaan orang yang dicintai.
  • Menyenangi apa pun yang menyenangkan orang yang dicintai.
  • Suka menyendiri.
  • Patuh kepada orang yang dicintai.
  • Helaan nafas yang panjang dan lebih kerap.
  • Menghindari hal-hal yang merenggangkan hubungan dengan orang yang dicintai dan membuatnya marah.
  • Adanya kecocokan antara orang yang mencintai dan yang dicintai.


Sumber :
Cinta Dan Rindu Menurut Al-Qur’an dan Al-Sunnah (Asal: Raudhah Al-Muhibbin wa Nuzhah Al-Musytaaqiin) oleh Al- ‘Allaamah Al-Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah R.A. Edisi terjemahan , ms: 216-236, Terbitan ALBAZ Publishing & Distribution S/B, Cetakan Ketiga 2003.


Rabu, 10 Desember 2014

Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah




Ar-Rum Ayat 21


وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Artinya : “Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” [Ar-Rum 21].

Pertama, Sakinah

Yaitu perasaan nyaman, cenderung, tentram atau tenang kepada yang dicintai,

…لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا

Artinya : … supaya kamu merasa nyaman kepadanya.
Seperti orang yang penat dengan kesibukan dan kebisingan siang lalu menemukan kenyamanan dan ketenangan dalam kegelapan malam. Surat Yunus ayat 67 :

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ

Artinya : “Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya (litaskunu fihi) dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya kamu mencari karunia Allah). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar”.

Kedua, Mawadah

Dalam ayat :
…وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً…

Artinya : “…dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah…”.
Mawadah adalah perasaan ingin bersatu atau bersama.
Imam As-Sayuthi رحمه الله (w. 911 H) dalam Tafsir Dur Mantsur (11/595) dari riwayat Ibn Al-Mundzir dan Ibn Abi Hatim, dari Al-Hasan rahimahullahu tentang firman Allah : “.. dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah”, beliau berkata, “al-jima”. Demikian pula menurut Mujahid dan Ikrimah, sebagaimana dituliskan Imam Ibn Hayan Al-Andalusi رحمه الله (w. 745 H) dalam Tafsir Al-Bahr Al-Muhyith (9/77) dan lainnya.

Aku katakan : Dalam jima (persetubuhan) memang secara lahir bisa terwujud kebersamaan, dengan suatu perjanjian yang terkuat yaitu nikah (Qs. an-Nisaa’ 21). Rasulullah shallallahu’alaihi wasalam bersabda:

لَمْ نَرَ لِلْمُتَحَابَّيْنِ مِثْلَ النِّكَاحِ

Artinya : “Tidak ada yang bisa dilihat (lebih indah/lebih baik oleh) orang-orang yang saling mencintai seperti halnya pernikahan”.
Al-Qur’an juga menegaskan hubungan antara mawadah dan keinginan bersama,

وَلَئِنْ أَصَابَكُمْ فَضْلٌ مِنَ اللَّهِ لَيَقُولَنَّ كَأَنْ لَمْ تَكُنْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُ مَوَدَّةٌ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ مَعَهُمْ فَأَفُوزَ فَوْزًا عَظِيمًا

Artinya : “Dan sungguh jika kamu beroleh karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah dia mengatakan seolah-olah belum pernah ada mawadah antara kamu dengan dia: “Wahai, kiranya saya ada bersama-sama mereka, tentu saya mendapat kemenangan yang besar (pula)” [An-Nissa 73].

Lihat pula dalam surat Al-Ma’idah ayat 82-83, tentang doa orang-orang yang memiliki mawadah:

رَبَّنَا آمَنَّا فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ

Artinya : “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Qur’an dan keNabian Muhammad shallallahu’alaihi wasalam )”.

Ketiga, al-mahabah (المحبة)

Al-Hafizh Ibn Katsir رحمه الله (w. 774 H) dalam Tafsirnya (6/309) tentang ayat, “…dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah…”. Beliau berkata, “(yaitu) al-mahabah”. Seperti itu yang dikutip Imam Al-Qurthubi رحمه الله (w. 671 H) dalam Tafsir (14/17), dari perkataan Ibn Abbas radhiyallahu’anhu.

Ada yang mengartikan al-mahabah, sebagai perasaan yang membuat buta untuk selain dia dan tuli bagi selain dia. Seperti dalam satu hadits :

حُبُّكَ الشَّىْءَ يُعْمِى وَيُصِمُّ

Artinya : ‘Kecintaanmu kepada sesuatu membuat buta dan tuli’.
Mengenai cinta ‘yang membuat buta dan tuli’ akan dibahas pada bab yang lain, insya Allah.

Keempat, Rahmah
Dalam ayat diatas :

…وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً

Artinya : “… dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan rahmah”.
Rahmah adalah kasih sayang dan kelembutan, timbul terutama karena ada ikatan. Seperti cinta antar orang yang bertalian darah, cinta orang tua terhadap anaknya, atau sebaliknya. Sebagaimana tafsir yang disebutkan Imam As-Sayuthiرحمه الله (w. 911 H) dalam Tafsir Dur Mantsur (11/595), riwayat Ibn Al-Mundzir dan Ibn Abi Hatim, dari Al-Hasan rahimahullau tentang firman Allah : “… dan rahmah”, Al-Hasan berkata, “al-walad (anak)”. Demikian pula menurut Mujahid dan Ikrimah, sebagaimana dituliskan Imam Ibn Hayan Al-Andalusi رحمه الله (w. 745 H) dalam Tafsir Al-Bahr Al-Muhyith (9/77) dan lainnya.
Al-Qur’an menyebut hubungan darah ini al-arham,

وَأُولُو الأرْحَامِ بَعْضُهُمْ أَوْلَى بِبَعْضٍ فِي كِتَابِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Artinya : Orang-orang yang mempunyai al-arham (hubungan) itu sebagiannya lebih berhak terhadap sebagiannya dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu [Al-Anfal 75].

Kata silaturrahim juga berasal dari pecahan kata ini, artinya menyebarkan kebaikan yang benangnya adalah rahim ibu. Rasulullah shallallahu’alaihi wasalam menyebutkan hubungan antara silaturahim dengan mahabah, lewat sabdanya :

تَعَلَّمُوا مِنْ أَنْسَابِكُمْ مَا تَصِلُونَ بِهِ أَرْحَامَكُمْ فَإِنَّ صِلَةَ الرَّحِمِ مَحَبَّةٌ فِي الْأَهْلِ مَثْرَاةٌ فِي الْمَالِ مَنْسَأَةٌ فِي الْأَثَرِ

Artinya : “Pelajarilah nasab kalian agar dapat menyambung saudara-saudara kalian. Sebab silaturahim adalah (sebab adanya) kecintaan (mahabah) dalam keluarga, melancarkan harta dan bertambahnya umur”.

Kelima, Ar-ra’fah (الرأفة)

Al-Hafizh Ibn Katsir رحمه الله (w. 774 H) dalam Tafsirnya (6/309) berkata, “… menjadikan diantara keduanya (suami dan istri) mawadah yaitu al-mahabah, dan rahmah yaitu ar-ra’fah ”.
ar-ra’fah adalah perasaan yang bisa mengalahkan norma-norma kebenaran. Sebagaimana diingatkan oleh Allah Ta’ala tentang hukuman bagi pezina:

…وَلا تَأْخُذْكُمْ بِهِمَا رَأْفَةٌ فِي دِينِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ

“… dan janganlah ra’fah kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat [An-Nur : 2].

Keenam, Asy-syafaqah (الشفقة)

Imam Al-Mawardi رحمه الله (w. 450 H) dalam Tafsir (3/315), berkata: “Sesungguhnya al-mawadah (adalah) al-mahabah, dan ar-rahmah (adalah) asy-syafaqah, berkata seperti itu As-Sa’di”.

Asy-syafaqah adalah rasa kasih sayang dan belas kasihan yang timbul karena keadaan orang lain, atau karena ada kesamaan keadaan yang ia temukan pada orang lain. Sebagaimana Imam Tirmidzi رحمه الله dalam Sunan (4/325) berkata:

باب ما جاء في شفقة المسلم على المسلم

Artinya : ‘Bab apa-apa yang datang dalam syafaqah (kasih sayang) antara muslim dengan muslim”,
Lalu beliau menyebut 3 hadits, diantaranya (no. 1927) “Muslim itu saudaranya muslim yang lain…”, dan hadits (1928), “Muslim itu seperti sebuah bangunan…”.

Kaum muslim saling mencintai sebab adanya kesamaan aqidah, mereka membangun wala (loyalitas) dan bara’ (permusuhan) berdasarkan itu.

Ketujuh, Ayat-ayat Allah

Maksudnya cinta adalah sebagian dari ayat-ayat Allah,

إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Artinya : “… Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat ayat-ayat bagi kaum yang berpikir” [Ar-Rum 21].

Al-Hafizh Ibn Qayyim رحمه الله (w. 751 H) telah merangkum istilah-istilah cinta yang banyak macamnya dalam kitab Raudhah Al Muhibbin wa Nuhzah Al Musytaqin bagi yang ingin meluaskan pembahasan.


Cara meningkatkan alexa rank blog/ website dengan Active Search Results (ASR) kunjungi :
http://www.activesearchresults.com
http://www.activesearchresults.com/addwebsite.php
http://www.activesearchresults.com/login/register.php
http://www.activesearchresults.com/help/about.php
http://www.activesearchresults.com/searchform.php

Jumat, 10 Oktober 2014

Cara Mempercepat Koneksi Internet Tanpa Software



Seluruh cara yang dicantumkan pada posting ini bisa diterapkan pada Windows XP, Vista dan Windows 7. Sesuai judulnya, cara mempercepat koneksi internet tanpa memerlukan software apa pun alias dapat diapplikasikan langsung di PC atau laptop Anda.
Satu lagi yang penting, semua cara adalah legal dan tidak membahayakan kinerja komputer secara langsung.
Persiapan Sebelum menerapkan cara-cara dibawah, ada baiknya Anda melakukan test speed kecepatan internet Anda agar mengetahui perbedaaanya. Formula yang tepat sangat bergantung kepada hasil yang Anda dapatkan ketika melakukan tes setelah mengapplikasikan trik. Tes dapat dilakukan di web www.speedtest.net

1. Setting Limit Reservable Bandwidth
Untuk melakukannya, masuk ke menu Start->Run-> ketik gpedit.msc -> Enter. Akan muncul group policy seperti gambar dibawah :


Pilih menu : Local Computer Policy > Computer Configuration > Administrative Templates > Network > QOS Packet Schedule.
Di sebelah kanan, double klik menu “Limit Reservable Bandwidth” untuk memunculkan pilihan “Limit Reservable Bandwidth Properties”.
Jika sudah, pilih “enable” pada tab setting. Ubah angka 20% menjadi 0, kemudian klik “apply” dan restart PC Anda.



Pada Windows 7, cara yang dilakukan hampir serupa. Tetapi perlu diingat bahwa Group Policy hanya ada di Windows 7 Profesional, Enterprise dan Ultimate.

2. Setting WIndows
Masuk ke menu “device manager” melalui control panel atau dengan cara klik kanan pada ‘my computer’ dan pilih properties > hardware > device manager.
Pada Device Manager pilih Ports , klik dua kali di Communication Port. Ubah item-item ini pada port setting :

  • Bits per second ganti dari 9400 menjadi 128000.
  • Flow control ganti dari none menjadi hardware

Setelah dirubah jangan lupa restart komputer untuk melihat efeknya. Agar lebih jelas, Anda dapat melihat gambar dibawah :






3. Menambah Buffer pada System.ini
System.ini berada di Explorer > Windows. Buka system.ini menggunakan notepad dan ubahlah bagian [386enh]. Jika tidak ketemu, Anda dapat melakukan search pada file notepad. Rubah bagian tersebut menjadi seperti format dibawah :

; for 16-bit app support
[drivers] wave=mmdrv.dll
timer=timer.drv
[mci]
[driver32]
[386enh]COM1Buffer=16384
woafont=dosapp.FON
EGA80WOA.FON=EGA80WOA.FON
EGA40WOA.FON=EGA40WOA.FON
CGA80WOA.FON=CGA80WOA.FON
CGA40WOA.FON=CGA40WOA.FON
page buffer=100000kbps load=100000kbps
download=100000kbps save=100000kbps back=100000kbps
[MCIDRV_VER]
DEVICEMB=691043616628

Gambarnya sebagai berikut :



Jika sudah, save dan restart PC Anda.

4. Mengganti DNS
Jika belum tahu apa itu DNS, Anda dapat menyimaknya disini. Untuk merubah DNS, caranya cukup gampang yaitu dengan membuka software modem atau jika menggunakan LAN, Anda dapat menemukannya pada menu InternetProtocol TCP/IP.

DNS yang terbukti bekerja baik adalah DNS Google :
Preferred DNS server : 8.8.8.8
Alternate DNS server : 8.8.4.4

Cara keempat ini bersifat opsional, bisa Anda lakukan bisa juga tidak.
Catatan : setelah seluruh cara diatas diapplikasikan, Anda dapat mencoba kembali tes speed koneksi internet. Biasanya, kecepatan koneksi internet akan lebih baik dibandingkan sebelum menggunakan cara-cara tersebut.


Semoga bermanfaat !

Jumat, 03 Oktober 2014

FILOSOFI TELUR

Jika sebuah telur dipecahkan oleh kekuatan dari luar, maka kehidupan di dalam akan berakhir, tapi jika sebuah telur dipecahkan oleh kekuatan dari dalam, maka kehidupan baru akan lahir.

Hal-hal yang besar selalu dimulai dari dalam.
Allah SWT tidak pernah menjanjikan bahwa:
- Langit itu selalu biru
- Bunga selalu mekar
- Mentari selalu bersinar

Tapi ketahuilah bahwa Allah selalu memberi:
- Pelangi disetiap kabut awan
- Senyum setelah tetesan air mata
- Barakah di balik cobaan
- Jawaban disetiap untaian doa

Jangan pernah menyerah, terus berjuanglah, "Life is so beautiful"
- Hidup adalah tantangan, hadapilah dengan mempersiapkan diri !
- Hidup adalah anugerah, terimalah dengan sifat qana’ah !
- Hidup adalah tugas, selesaikanlah seraya berdoa !
- Hidup adalah cita-cita, capailah atas ridhah-Nya !
- Hidup adalah misteri, singkapkanlah dengan mengharap pertolongan-Nya !
- Hidup adalah kesempatan, ambillah yang barakah !
- Hidup adalah janji, penuhilah dengan takwa !
- Hidup adalah keindahan, bersyukurlah !

Hal yang buat kita bahagia adalah cinta
Hal yang buat kita tambah dewasa adalah masalah
Hal yang buat kita hancur adalah putus asa
Hal yang buat kita maju adalah usaha

Hal yang buat kita kuat adalah DOA.




Sumber :
http://herisetiabudi.com

Rabu, 01 Oktober 2014

Rasa Cinta, Takut dan Harap



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ


Assalaamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah Yang membaguskan susunan ciptaan-Nya, Yang menciptakan langit dan bumi, mengatur rezeki dan makanan, Yang menurunkan Kitabullah Al-Qur'anul Kariim, Yang menghidupkan dan mematikan, serta Yang memberi pahala atas perbuatan-perbuatan baik. Shalawat beserta salam bagi junjungan kita, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan ahlul baitnya, para shahabat, para tabi'in, tabi'ut tabi'in serta para pengikutnya hingga akhir zaman.

Sahabatku yang dimuliakam Allah Subhanahu Wa Ta’ala,

Ketiga kata yang disebutkan dalam judul di atas "Rasa Cinta-Takut dan Harap" merupakan kata-kata yang diri kita, hati kita tidak akan lepas darinya, baik itu ketika kita masih kecil, menjelang usia muda bahkan ketika kita tua. Namun terkadang kita salah mengartikan dan menyalurkan ketiga hal di atas dengan sesuatu yang terlarang dalam Agama. Oleh karena itu menjadi suatu hal yang selayaknya kita tahu ketiga hal di atas dengan benar, untuk itulah mari kita luangkan sejenak waktu kita dengan rasa ikhlas untuk membaca di blog kami ini yang Insya Allah bermanfaat.


Mengenal Cinta (Mahabbah)

Cinta dan keinginan merupakan asal bin sebab setiap perbuatan atau amal dan gerakan di alam semesta ini, kedua hal itulah yang mengawali segala perbuatan dan gerakan sebagaimana benci dan rasa ketidaksukaan adalah asal/sebab yang mengawali seseorang untuk meninggalkan dan menahan diri dari sesuatu.[1]

Ibnul Qoyyim Rahimahullah menyebutkan bahwa dasar ibadah, kesempurnaan serta kelengkapannya adalah cinta. Karena itulah seorang hamba tidak boleh mempersekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan kecintaan kepada selain-Nya[2]. Bahkan dua kalimat yang seseorang tidak akan masuk islam kecuali dengannya yaitu dua kalimat syahadat tidaklah sah jika seseorang yang mengucapkannya kecuali dengan rasa cinta [3]. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala :

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ

Artinya : “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah (melebihi cinta orang musyrik kepada berhala mereka)” (QS. Al Baqoroh : 165).

Bahkan hakikat peribadatan adalah menghinakan diri dan tunduk kepada yang dicintai. Dengan kata lain yang dinamakan hamba adalah orang yang dihinakan oleh rasa cinta dan ketundukan kepada orang yang dicintai. Oleh karena itulah tingkatan yang paling mulia bagi seorang hamba adalah penghambaan kepada yang dicintainya. Lihatlah betapa Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyebut mahluk-Nya yang paling mulia dan paling dicintai-Nya yaitu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dengan sebutan "hamba". Sebagaimana dalam firman Allah Azza Wa Jalla :

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya : “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha” (QS. Al Isro’ : 1)[4].

Lima Hakekat Cinta yang Berbeda

Terdapat 5 macam cinta yang harus dibedakan, sebab orang yang tidak membedakannya pasti akan tersesat kerenanya.
  1. Mahabbatullah, yaitu cinta kepada Allah. Hal ini saja belum cukup untuk menyelamatkan seseorang dari adzab Allah dan mendapatkan pahala-Nya. Sebab kaum musyrikin, penyembah salib dan yahudi juga mencintai Allah[5].

  2. Mahabbatu maa yuhibbullah, yaitu mencintai perkara yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala cintai. Hal inilah yang memasukkan pelakunya ke dalam Islam dan mengeluarkannya dari kekafiran.

  3. Al-Hubb lillah wa fillah, yaitu mencintai karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam ketaatan kepada-Nya. Hal ini merupakan konsekwensi dari mencintai perkara yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala cintai. Sungguh mencintai sesuatu tidaklah akan benar-benar terwujud kecuali dengan mencintai hal itu karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan dalam ketaatan kepada-Nya.

  4. Al-Mahabbatu ma’allah, yaitu mencintai selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala bersama Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ini adalah kecintaan orang-orang musyrik kepada Allah. Barangsiapa yang mencintai sesuatu bersama Allah bukan karena Allah, bukan sebagai sarana kepada kecintaan pada Allah dan bukan dalam ketaatan kepada-Nya, maka dia telah menjadikan sesuatu tersebut sebagai tandingan bagi Allah. Seperti inilah kecintaan kaum musyrikin.

  5. Al-Mahabbatu ath-Thobi’iyah, yaitu cinta yang sejalan dengan tabiat. Cinta ini bentuknya berupa kecenderungan seseorang terhadap perkara yang sesuai dengan tabiatnya seperti seseorang yang haus mencintai air, seseorang suami dan ayah mencintai istri dan anak dan seterusnya. Kecintaan jenis ini tidaklah tercela selama kecintaan tersebut tidak melalaikan dari mengingat Allah Subhanahu Wa Ta’ala (ibadah) dan menghambat kesibukan hamba dalam mencintai Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Semisal seorang yang karena cintanya kepada anaknya menyebabkan ia lalai dari shalat berjamaah karena bekerja untuk memberi nafkah anaknya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

Artinya : “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi” (QS. Al Munafiqun : 9)[6].

Jika demikian celaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala pada hal-hal yang mubah, maka bagaimanakah celaan Allah terhadap kecintaan seseorang terhadap perkara yang haram semisal seorang pemuda yang mencintai pacarnya[7], apalagi jika kecintaan ini menghalanginya dari ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, semisal melalaikan shalat berjamaah. Maka tentulah celaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk orang yang demikian bertumpuk-tumpuk banyaknya.


Makna Takut (Khouf)

Ibnu Qudamah Rahimahullah mengatakan, “Rasa takut merupakan sebuah ungkapan dari rasa sedihnya hati disebabkan hal-hal yang dibenci yang akan terjadi pada masa yang akan datang, rasa ini berbanding lurus dengan sebab-sebabnya kuat dan akan melemah jika sebabnya melemah pula”[8].

Terdapat tiga jenis rasa takut, yaitu :
  1. Takut karena tabiat, takut jenis ini semisal seseorang takut binatang buas, api, tenggelam dan lain sebagainya. Takut jenis ini tidaklah menyebabkan pemiliknya tercela. Jika takut jenis ini menjadi sebab seseorang meninggalkan yang hukumnya wajib atau melakukan perbuatan yang hukumnya haram maka takut jenis ini menjadi takut yang hukumnya haram.
  2. Takut dalam rangka ibadah, misalnya seseorang takut kepada seseorang yang rasa takut tersebut bernilai ibadah kepadanya. Perasaan takut jenis ini hanya boleh kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala semata. Barangsiapa yang menyekutukan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam jenis ketakutan yang semisal ini maka ia telah berbuat kesyirikan besar.
  3. Takut sirr, yaitu perasaan takut yang tersembunyi. Misalnya seseorang takut kepada penghuni kubur dan yang semisal. Takut yang semisal ini digolongkan para ulama sebagai salah satu bentuk syirik[9]

Takut yang Bernilai Lebih dan Takut yang Tercela

Takut yang bernilai lebih adalah takut yang didasari ilmu, manusia yang paling takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah manusia yang paling mempunyai ilmu/ mengenal Rabbnya. Oleh karena itulah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengatakan, “Aku adalah orang yang paling mengetahui/kenal dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan akulah orang yang paling takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala diantara kalian (ummat beliau)”[10].

Takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah dapat menjadi sebuah hal yang terpuji dan pada kedaan yang lain dapat saja tercela. Jika rasa takut tersebut melahirkan keterpalingan diri pemiliknya dari maksiat dalam artian rasa takut tersebut membawa pemiliknya untuk melakukan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang haram maka rasa takut yang demikian merupakan rasa takut yang terpuji. Namun jika rasa takut tersebut menggiring pemiliknya kepada rasa putus asa dari rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, patah semangat dan semakin terjerumus dalam kemaksiatan karena putus asa dan meninggalkan amal ibadah, maka takut yang demikian adalah takut yang tercela[11].


Makna Rasa Harap (Roja’)

Ibnu Qudamah Rahimahullah mengatakan, “Rasa tenang dalam penantian terhadap suatu perkara yang dicintai, namun hal ini akan terwujud dengan disertai adanya sebab yang mewujudkannya. Adapun jika tanpa adanya sebab maka hal ini bukanlah rasa harap akan tetapi sekedar angan-angan”[12]. Harapan mengandung dua unsur yaitu adanya perendahan diri (serendah-rendahnya) dan ketundukan (sepasrah-pasrahnya) kepada yang diharapkan. Maka harapan yang demikian hanya boleh diberikan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sehingga barangsiapa yang menyekutukan Allah Subhanahu Wa Ta’ala pada harapan yang semisal ini maka ia telah terjatuh dalam kemusyrikan[13].

Rasa Harap yang Terpuji dan Tercela

Ketahuilah bahwa rasa harap terdiri dari dua jenis :
  1. Rasa harap yang terpuji, semisal rasa harap terhadap pahala dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala ketika seseorang yang melaksanakan ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala di atas ilmu/cahaya Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Demikian juga rasa harap akan diterimanya taubat yang ada pada orang yang bertaubat dari perbuatan dosa.
  2. Rasa harap yang tercela, semisal rasa harap akan diterimanya taubat dari sebuah dosa seseorang yang senantiasa melakukan dosa tersebut. Maka rasa harap yang demikian bukanlah rasa harap melainkan sebuah ketertipuan, angan-angan kosong dan rasa harap yang palsu[14].

Sebahagian orang keliru dalam menafsirkan sebuah hadits qudsi, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya “Sesungguhnya Aku bersesuaian dengan persangkaan hambaku”[15]. Dalam riwayat yang lain, “Seseungguhnya Aku bersesuaian dengan persangkaan hambaku maka hendaklah ia berprasangka kepada-Ku sebagaimana yang ia mau”[16].

Mereka menafsirkannya dengan berprasangka baik kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan mengampuni dosa mereka padahal mereka tetap dalam kemaksiatannya. Maka penafsiran demikian keliru sebagaimana lanjutan teks hadits yang di atas, “Dan Aku akan bersamanya jika ia mengingatKu, jika dirinya mengingatKu maka Aku akan mengingatnya, jika ia mendekatkan dirinya (dengan ketaatan) kepadaKu sejauh sejengkal maka Akan mendekatkan diriKu padanya sehasta”[17].

Maka jelaslah yang dimaksud dengan bersesuaian dengan persangkaan hamba-hambaKu dalam hadits di atas adalah persangkaan akan adanya pahala dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala pada orang-orang yang beramal ketaatan kepada-Nya. Hal yang tidak jauh berbeda juga dikatakan Al Hasan Al Bashriy Rahimahullah, “Sesunguhnya mukmin yang berbaik sangka kepada Rabbnya adalah orang yang membaguskan amal ketaatannya. Sesungguhnya orang yang fajir adalah orang yang berburuk sangka kepada Rabbnya maka ia akan beramal keburukan”[18].
Penutup

Sebagai penutup kami nukilkan perkataan Syaikhul Islam Ahmad bin Abdul Halim Rahimahullah, “Ketahuilah bahwa sesungguhnya yang mengerakkan hati kepada Allah ‘Azza Wa Jalla ada 3 hal yaitu rasa cinta, rasa takut dan rasa harap". Yang paling kuat pengaruhnya adalah rasa cinta, karena ia adalah maksud yang dicari di dunia dan akhirat, adapun rasa takut maka ia akan hilang di akhirat sebagaimana firman Allah Subahanahu Wa Ta’ala :

أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ
                                                                                                                          
Artinya : “Ketahuilah, sesungguhnya wali-wali Allah (orang-orang yang beriman dan bertaqwa) itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (QS. Yunus  : 62).

Rasa takut melahirkan adanya ketercegahan dari keluar dari ketaatan di jalan Allah, sedangkan rasa harap adalah sesuatu yang menuntun kepada ketaatan di jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Ketiga hal ini merupakan landasan yang agung, setiap hamba wajib untuk memperhatikannya karena tidaklah akan terwujud ubudiyah/penghambaan diri (kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala) kecuali dengan ketiganya”[19].

Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi kita smua dan terutama bagi penulis sendiri, sehingga amal ibadah kita lebih berkualitas di sisi Allah ‘Azza Wa Jalla. Amiin....

By : A r l i n, SKM




Sumber :

[1] Lihat Mawaridul Aman Al Muntaqo min Ighotsatil Lahfan oleh Syaikh ‘Ali bin Hasan Al Halabiy hafidzahullah hal. 325 terbitan Dar Ibnul Jauziy, Riyadh, KSA.
[2] Idem hal. 328 dengan perubahan redaksi kalimat.
[3] Lihat At Tanbihatul Mukhtashoroh oleh Syaikh Ibrohim bin Syaikh Sholeh bin Ahmad Al Khuroisyi hal. 37, terbitan Dar Shomi’i, Riyadh.
[4] Lihat Ad Daa’u wad Dawaa’ hal. 268 dengan ringkasan dan perubahan redaksi.
[5] Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 165 di atas.
[6] Lihat Ad Daa’u wad Dawaa’ hal. 271 dengan ringkasan dan perubahan redaksi.
[7] Dan telah jelas dalil yang menunjukkan haramnya pacaran sebelum nikah dalam Al Qur’an pada surat Al Isro’ ayat 32.
[8] Mukhtashor Minhajul Qoshidin oleh Ibnu Qudamah Al Maqdisiy dengan tahqiq Zuhair Asy Syawis hal. 347, terbitan Al Maktab Al Islamiy, Beirut, Lebanon secara ringkas.
[9] Lihat Syarh Tsalatsatul Ushul oleh Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin hal. 57, terbitan Dar Tsuroya, Riyadh, KSA.
[10] HR. Bukhori no. 7301, Muslim no. 2356.
[11] Lihat Syarh Tsalatsatul Ushul hal. 57.
[12] Lihat Mukhtashor Minhajul Qoshidin hal. 368 secara ringkas.
[13] Lihat Hushulul Ma’mul Syarh Tsatatsatul Ushul oleh Syaikh Abdullah bin Sholeh Al Fauzan hafidzahullah hal. 81, terbitan Maktabah Ar Rusyd, Riyadh, KSA.
[14] Idem hal. 82.
[15] HR. Bukhori no. 7405, Muslim no. 2675.
[16] HR. Ibnu Hibban no. 633, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam takhrij beliau untuk kitab ini hal. 402/II, terbitan Mu’asasah Risalah, Beirut, Lebanon.
[17] HR. Bukhori no. 7405, Muslim no. 2675.
[18] Atsar ini dikatakan Syaikh Ali bin Hasan Al Halabiy dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad dalam kitab Az Zuhd hal. 348. Lihat tahqiq beliau untuk kitab Ad Daa’u wad Dawaa’ hal. 38.
[19] Lihat Majmu’ Fatawa oleh Ahmad bin Abdul Halim hal. 95/I.

Senin, 29 September 2014

Cinta Dalam Hatiku


Disaat hadirmu dihatiku, membawa berjuta keindahan, menukar cerita mengukir kata, nuansa kasih bertaut asa yang bergelora direlung asmara dan jiwa. Meski aku rapuh tapi aku tegar, meski aku buta tapi aku bisa melihat kebenaran, meski aku lumpuh tapi aku bisa berjalan, aku tahu bahwa semua yang ada didepanku hanyalah samar.

Aku tak ingin batinmu tersiksa olehku, demi kebahagiaanmu, aku rela dan ikhlas sepenuh hati untuk melepasmu. Namun bila harus berakhir semua sampai dini, aku ingin berakhir dengan baik, karena kita mengawalinya dengan cara yang baik, bila memang tak ada lagi cinta dan kasih sayang, anggap saja kita tidak pernah bersama, anggap saja aku tidak pernah hadir menyentuh hatimu.

Mungkin inilah jalan terbaik untuk kita, menemukan jati diri dan sosok sejati. Tak pernah terlupakan dalam hidupku, bahwa cinta pernah hadir di hati kita, pernah bertahta di dalam jiwa kita, cinta pernah membawa bahagia untuk kita, cinta pernah membawa airmata untuk kita, cinta pernah memberi arti bagi diriku, cinta pernah menjadi indah dalam hidupku.

Ketika raga tak kuasa bergerak, bibir tak mampu mengundang tawa, hatiku tersentuh luka, kenyataan hidup begitu sulit sehingga aku merasa tak bisa memikulnya lagi, apa yang bisa membuat aku bangkit kembali untuk mencoba bertahan ?, lalu terus berjuang ?
Apa yang bisa membuat aku tetap bertahan di jalan ini ?

Satu hal yang pasti, keyakinan yang kuat, bahwa sesulit apapun hidup ini pasti akan dilalui, karena dalam hidup ini kita tidak pernah sendirian, ada Allah bersama kita, Dia akan memberi kekuatan melalui doa dengan penuh pengharapan. Itulah yang membuat diriku bisa tetap bertahan.

Lalu, kehadiran orang-orang yang mencintaiku.
Terkadang hal-hal yang kuanggap sepele, bisa membuat aku bertahan, bertahan, dan terus bertahan.

Perhatian, doa, dan cinta dari orang-orang terdekat adalah salah satu sumber kekuatanku. Diriku merasa berarti, merasa dicintai, dibutuhkan, sehingga mengerahkan segenap kekuatan untuk melanjutkan hidup. Melanjutkan perjuangan yang tak akan pernah ada ujungnya sampai mati, sebab kuat itu bukan pada saat aku bisa mendapatkan, namun saat aku bisa memberi. Meskipun bagimu tidak berarti.

Kuat bukan saat aku bisa memenangkan segala kompetisi dalam hidup, tapi saat aku jatuh dan harus kecewa, lalu bangkit kembali untuk bertahan dan melanjutkan perjuangan.
Jika Allah mengizinkan kita hidup bersama, yakinlah suatu saat nanti Allah akan mempertemukan kita kembali, Insya'Allah,

Tabahkanlah hatimu dan lupakanlah aku. Aku doakan semoga engkau bahagia.
Selamat berpisah untukmu yang pernah mewarnai indahnya pelangi dihatiku.

Akhir kata, Semoga Allah selalu menjaga dan melindungi kita. Amiin.

By : Arlin, SKM